|
|
||||||||||||||
|
April 2004 | ||||||||||||||
Merenda Hari Pernikahan |
|||||||||||||||
|
“Lace seketika membuat orang menjadi feminin,” kata perancang Didi Budiardjo Lace itu klasik. Tapi bahan renda ini tidak pernah ketinggalan jaman. Stephanie Chok, penulis majalah Brides edisi Singapura, berpendapat, kini sudah bukan jamannya lagi bila melihat gaun pengantin terbuat dari bahan renda kita lalu teringat pada taplak meja nenek kita di masa mudanya dulu. Para perancang gaun pengantin di abad 21 ini semakin canggih. Tekstil yang sudah dikenal berabad-abad itu disulap menjadi gaun modern yang tetap romantis, cantik dan feminin. Juga bisa menantang atau malah seperti remaja genit yang menggoda. Dari panggung peragaan Vera Wang, Badgley Mischka sampai Christian Lacroix bahan renda tetap diminati sebagai bahan gaun pengantin 2004. Para perancang mengolahnya sebagai ruffles, draperi, tepian sampai kombinasi rok melambai romantis dan potongan asimetris yang dramatis. Kadang hanya berupa sentuhan, yang justru menjadi pemanis gaun. Renda juga mempercantik garis leher, menghiasi lengan dan menepi di ujung sleyer. Bahan renda terus disukai dan menjadi mode karena memiliki daya magis. Dengan memakai gaun renda seseorang seketika terlihat lebih feminin, romantis dan mewah. “Lace itu sangat memberi efek, hanya dengan kuantitas sedikit, keseluruhan gaun menonjol,” kata perancang Didi Budihardjo. Sifat bahannya sanggup membentuk tubuh dengan indah. Karena bahan dasarnya semacam jaring, sifatnya elastis. Jadi dipakai untuk model lengan ketat, misalnya, jatuhnya bagus. Lebih dari itu, bahan renda dianggap bisa menaikkan gengsi pemakainya. “Perempuan dari suku Batak menyatakan standarisasi statusnya lewat bahan renda yang dipakai sebagai baju pengantin. Semakin mahal rendanya, semakain tinggi statusnya,” kata Yoyo Prasetyo, yang sejak 7 tahun lalu dipercaya Alta Moda Group untuk menjadi customer consultan dan window display visualizer untuk jaringan toko tekstil itu. Renda semakin populer karena perancang dan pemakai semakin kreatif memanfaatkannya. Bukan lagi sekedar busana. Tas dan sepatu juga dibuat dari bahan renda. Bahkan, “Belakangan mulai banyak orang dari event organizer perkawinan membeli bahan renda untuk dekorasi ruang pengantin,” tambah Yoyo lagi. Jangan dikira motif renda hanya itu-itu saja. Beberapa waktu lalu sempat populer bahan renda lebar kecil untuk kombinasi bustier atau sleyer. Renda yang trendy sekarang ini lebih sederhana. Bagian jaringnya lebih banyak. Motif hanya pada pinggiran. Pengantin semakin menarik perhatian dan menonjol dengan gaun renda yang diimbuhi payet, manik, kristal yang dijahit tangan. Ditambah lagi dengan sulaman benang emas atau perak di atas renda yang kaya motif. Warna ikut menambah semarak bahan renda masa kini. Putih klasik, almond lembut dan warna sampanye cukup banyak penggemarnya. Ketika calon pengantin mulai sibuk mempersiapkan gaun pengantin, dia akan mulai tertarik untuk masuk toko tekstil. Dia akan tergugah oleh keindahan bahan renda yang dibentang di depan mata. Benar-benar pengalaman yang mendebarkan. Jadi, supaya tidak tersasar di dunia renda, kenalan dulu dari dekat.
Lace Talk. Banyak perempuan terpesona renda. Tapi begitu ditanya bedanya Chantilly dan Chardonnay mereka langsung gelagapan. Yang pertama jelas nama renda cantik dari Prancis. Yang kedua, itu jenis anggur untuk minuman. Kecele, kan ? Nah, supaya lebih akrab dengan bahan renda, ayo kita bahas dulu. Apa ciri bahan renda Prancis yang asli ? Periksa bagian scallop (pinggir bahan yang berlekuk-lekuk seperti kulit kerang berjajar). Pada bagian pinggirnya harus terdapat benang halus yang terjuntai dan membentuk jumbai-jumbai. Itulah ciri khas renda Leaver dari Prancis. Perhatikan bentuk scallop Anda bisa manfaatkan bentuknya untuk menjadi daya tarik kerah dan membuat garis leher tampak menarik. Perhatikan juga bahan dasarnya. Kalau kerapatan jaringnya tidak konstan, biasanya akan bergelombang setelah menjadi gaun. Pilih yang bidangnya benar-benar datar, supaya tidak mulur. Clipped lace Motif bunganya berdiri sendiri, tidak bersambungan dengan lainnya dan tidak bertumpuk. Itu karena motif bunga aslinya disambung dulu satu dengan lainnya oleh benang sebelum kemudian benang sambungan itu digunting. Corded lace Disebut juga bahan renda urat. Biasanya lebih rumit dan mahal karena menggunakan mesin yang digerakkan tanga |